Melepas Tangis
Kalau ada angin yang semilir
Aku ingin terbuai di pelukannya
Karena seperti air yang mengalir
Aku ingin teruskan mimpi tanpa lelah
Kalau ada hujan yang membadai
Aku ingin ada di tengah-tengahnya
Karena bersama badai
Aku ingin menggilas amarah di jiwa
Kalau ada sejuta anak panah
Aku ingin tepat berdiri dihadapannya
Melihat dada sendiri bersimbah darah
Biar perih tak jadi meluka !
Kalau ada lava yang membara
Aku ingin tidur mengikuti alirannya
Memerah agar darah tak jadi duka
Melepas tangis agar tak jadi nestapa
Karena memang lebih baik terluka
Daripada meluka....
Membingkai Mimpi
Di langit ada mimpi yang terserak
Bertaburan seperti bintang yang memantulkan sinarnya ke bumi
Di laut mimpi itu jatuh
Berkilau seperti cahaya bulan yang menari di riak ombak
Di bukit mimpi itu menguap
Kelam seperti kabut yang merayap di ranting-ranting yang lemah
Di ranjangku mimpi itu bertengger
Tertawa seperti penyihir yang merasa puas telah membunuh kenyataan
Dan di pagi hari
Mimpi itu telah terbingkai di setiap sudut hati
Menutupi aliran nafasku yang memang telah lama mencari-cari bau udara
Doa I
Tuhan,Masih berapa hari lagi
Kehidupanku di sini?
Doa II
maafkan aku, Tuhan
aku telah menganiaya diriku sendiri
(jangan timpakan laknatmMu padaku
kumohon....
karena aku tak mungkin kuat memikul beban laknatmu)
maafkan aku, Tuhan
aku belum melaksanakan semua titahMu
(kumohon jangan tinggalkan aku
karena aku tak mungkin tahan
dalam kesendirian tanpa kasihMu)
maafkan aku, Tuhan
maafkanlah aku
aku hampir kehabisan ketabahan
yang Engkau anugerahkan
(kumohon,...jangan tertawakan aku)
tapi ampuni aku, Tuhan
kalau aku terlalu banyak meminta padaMu
Doa III
Tuhan,
aku lelah
aku ingin tidur lelap dipangkuanMu
dan kalau boleh aku meminta padaMu
- saat aku tertidur –
bersihkan semua keburukanku
yang mendiami batin orang-orang yang telah aku dholimi
karena saat aku terbangun nanti
aku ingin bisa tegak dan tersenyum....
Doa IV
Tuhan,
Doaku hari ini masih sama dengan yang kemarin
Dan yang kemarinnya lagi:
Jangan Engkau ciptakan kebencian di hatiku
Karena
Aku masih butuh cinta, Tuhan.......
Seikat Duka Buat EB I
“ Bunga itu telah layu,
kering, luruh, lalu entah kemana
terbawa bayu...” katamu;
Tapi aku masih ada di sini, di taman ini;
Ah, pasti bunga itu ‘kan kuncup dan mekar lagi....
Tapi aku masih ada di sini, di taman ini;
“ Malam kian larut,” katamu lagi;
“ Yah. Biarlah waktu t’rus berlalu,” kataku;
Tapi aku masih di sini
Dan tetap akan ada di sini,
Di taman ini
Seikat Duka Buat EB II
Ini adalah dulu
Ini adalah ketika semua cerita mengalun
lewati senyum yang manis
Ini adalah rindu
yang tak pernah tidur dan terlelap
Ini adalah tentangmu
Tentang satu-satunya Eidelwis milikku
yang terlanjur kutanam di hatimu
(dan yang tak pernah mampu kupetik mekarnya
sampai malam makin larut)
Seikat Duka Buat EB III
Dan lara itu masih ada,
Di sini,
Tersimpan rapat di hati....
Lalu malam tak lagi berbatas dengan pagi
Lalu siang kehilangan hiruknya
.....atau senja yang enggan pergi?
Dan lara itu masih ada
Bersimpuh lelah
Menanti jiwa!!
Seikat Duka Buat EB IV
Hari ini:
T’lah kau tancapkan prasasti duka cita
Di tanah kehidupanku
Hari ini:
T’lah kau hancur lantakkan tonggak ketabahan
Di relung-relung hatiku
Lalu apa lagi yang kau maui?
Bergegaslah!!!!
Selagi cintaku masih untukmu!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar